Gigil aku melihat semua arah: depan,belakang, tepi kiri dan kanan genggam tangan pucat meski tidak dingin dunia sungguh menakutkan pada wajah mulus padahal pembohong atau cuma kaus baik-baik realitinya carik,robak,koyak. berpaling mencari sosok alam, penenang supaya pandangan tadi hilang tidak mengekor ku pulang. hai semanusia, begitu pun cerita terus jalan mana yang sempat, taubat atau sedetik dua detik insaf kemudian, lagi buat sampe kita dipanggilNya, Tuhan. Gigil lagi aku seakan meniru rentak goncangan LRT sekejap ke kiri, sekejap ke kanan,depan kemudian belakang berdiri di tepi pintu ini aku seakan menengok jalan hidup bila aku sampe di destinasi ada yang baru memulai perjalanan. ah, kamu si wajah tadi bila aku langkahkan kaki keluar bole jadi ini benar destinasi akhirku tinggalkan buruan wajahmu mungkin, wajah itu bisa kau tukarkan semulusnya dan kausmu itu sungguh cantik.
"Perjalanan hidup ini penuh dengan rahsiaNya.Aku hanya bisa melakar kata-kata menjadi satu arca pembuktian hidup yang ku lalui, sangat berharga.Setiap yang dilalui itu ada hikmahnya."