Assalamualaikum w.b.t
Bertemu lagi di ruang maya ini. Saudara/i pembaca, apa khabar agaknya iman kita hari ini? Mudah-mudahan 'sihat walafiat' ya,InsyaALLAH. Berbeza situasi dengan blogger lain, saya bukan tidak punya waktu lapang tetapi tidak punya idea yang bernas. Almaklum, segala kata yang tercatat di blog ini adalah tanggungjawab saya pada hari pengadilan. Kerana itu, anda di luar sana, bukan sahaja sekadar membaca tetapi berhak untuk menegur salah,silap dan terlanjur kata saya.
Cuti pertengahan semester sudah berlalu. Saya hanya menghabiskan waktu seminggu itu di ruang kecil bilik ini. Motifnya, mencari erti hidup. Tapi nyatanya belum ketemu jawapan. (tersenyum) Sedikit waktu pula saya luangkan bersama 2 orang sahabat, Suhi dan Man. Terima kasih kerana kehadiran kalian disaat itu mengingatkan saya akan laman sekolah 2 tahun lalu. Sungguh, ada tangisan kerinduan di tabir mata ini.
Jazakumullahhu khair kepada sahabatku dari UM, As & Miza (asif andai salah eja) kerana sudi bertandang ke mari. Maaf, tidak dapat melayani kalian seperti yang sepatutnya, minggu ini saya benar-benar masyghul. InsyaALLAH akan datang, kita pasti bertemu lagi.
Ya, kawan... kali ini saya ingin berbicara mengenai 'adik angkat'. Adik angkat saya. Sebetulnya, zaman sekolah menengah saya (form4-5) penuh dengan duri-duri remaja. Kegilaan 'berangkat-angkat' suatu kelaziman tika ini. Hadir ke sekolah kadang-kadang semata nak tengok adik angkat, tulis surat, dan bertukar-tukar hadiah. Arghhh.. seandainya dapat saya kembali ke detik itu, akan saya pastikan 'dia' mungkin juga 'mereka' berada di belakang saya saat ini. Maaf, saya bukanlah 'kakak angkat' yang baik. Malah tidak punya saudara kandung untuk dijadikan landasan tauladan yang baik pada 'dia' atau 'mereka'. Terima kasih, kalian telah mewarnai zaman sekolah menengah saya dengan suatu yang tak dapat saya capai hari ini. Terima kasih, sekurang-kurangnya dalam hidup ini, saya sempat mendengar dari mulut mungil kalian kata itu, "Kak Lai". Alhamdulillah.
Mungkin, peredaran masa telah menelan satu demi satu memori saya terhadap kalian. Saya kaku. Beku. Segan. Andai dapat jemari ini melakarkan senyuman kalian biar penuh kanvas ini dengan kemanisannya. Andai dapat kalam ini menulis satu demi satu butir bicara kalian biar penuh helaian pulpa ini dengan keindahannya. Tapi, bukan pelukis juga bukan penulis, saya hanyalah Kak Lai.
Semenjak pertemuan itu, saya sedari terlalu banyak perkara yang saya janjikan. Apabila mengenangnya, sungguh, kenapa mudah benar 'dia' atau 'mereka' iyakan? Percaya benarkah kalian? Kini, saya hanya bisa menyesali lembaran-lembaran janji itu, hanya bisa untuk terus menjauh. Bagaimana andai ada lagi janji telusuri usia ini? Sungguh mungkin kematangan diri telah sampai, kalian bukan lagi sebutir pasir dulu .. kalian permata.
Seorang adik pernah hadir menemani hidup ini. Masa bersama cuma dua tiga putar bumi pada orbitnya mengelilingi suria. Kehadirannya mengingatkan saya pada insan kecil dulu, seawal kehidupan. Hakikatnya mereka adalah insan yang berbeza.
(entri ini kutujukan buat mereka-mereka yang pernah kutemui dan kutaburi janji. Maaf, aku tidak bisa meneruskan hidup seperti yang dijanjikan ketika dulu. Ternyata benarlah, semakin lama semakin lusuh memori ini tentang kita. Maaf sekali lagi, aku cuma tidak sanggup untuk nyatakannya satu-satu kepadamu. Semoga kalian dibawah perlindungan ALLAH S.W.T.)
Bertemu lagi di ruang maya ini. Saudara/i pembaca, apa khabar agaknya iman kita hari ini? Mudah-mudahan 'sihat walafiat' ya,InsyaALLAH. Berbeza situasi dengan blogger lain, saya bukan tidak punya waktu lapang tetapi tidak punya idea yang bernas. Almaklum, segala kata yang tercatat di blog ini adalah tanggungjawab saya pada hari pengadilan. Kerana itu, anda di luar sana, bukan sahaja sekadar membaca tetapi berhak untuk menegur salah,silap dan terlanjur kata saya.
Cuti pertengahan semester sudah berlalu. Saya hanya menghabiskan waktu seminggu itu di ruang kecil bilik ini. Motifnya, mencari erti hidup. Tapi nyatanya belum ketemu jawapan. (tersenyum) Sedikit waktu pula saya luangkan bersama 2 orang sahabat, Suhi dan Man. Terima kasih kerana kehadiran kalian disaat itu mengingatkan saya akan laman sekolah 2 tahun lalu. Sungguh, ada tangisan kerinduan di tabir mata ini.
Jazakumullahhu khair kepada sahabatku dari UM, As & Miza (asif andai salah eja) kerana sudi bertandang ke mari. Maaf, tidak dapat melayani kalian seperti yang sepatutnya, minggu ini saya benar-benar masyghul. InsyaALLAH akan datang, kita pasti bertemu lagi.
Ya, kawan... kali ini saya ingin berbicara mengenai 'adik angkat'. Adik angkat saya. Sebetulnya, zaman sekolah menengah saya (form4-5) penuh dengan duri-duri remaja. Kegilaan 'berangkat-angkat' suatu kelaziman tika ini. Hadir ke sekolah kadang-kadang semata nak tengok adik angkat, tulis surat, dan bertukar-tukar hadiah. Arghhh.. seandainya dapat saya kembali ke detik itu, akan saya pastikan 'dia' mungkin juga 'mereka' berada di belakang saya saat ini. Maaf, saya bukanlah 'kakak angkat' yang baik. Malah tidak punya saudara kandung untuk dijadikan landasan tauladan yang baik pada 'dia' atau 'mereka'. Terima kasih, kalian telah mewarnai zaman sekolah menengah saya dengan suatu yang tak dapat saya capai hari ini. Terima kasih, sekurang-kurangnya dalam hidup ini, saya sempat mendengar dari mulut mungil kalian kata itu, "Kak Lai". Alhamdulillah.
Mungkin, peredaran masa telah menelan satu demi satu memori saya terhadap kalian. Saya kaku. Beku. Segan. Andai dapat jemari ini melakarkan senyuman kalian biar penuh kanvas ini dengan kemanisannya. Andai dapat kalam ini menulis satu demi satu butir bicara kalian biar penuh helaian pulpa ini dengan keindahannya. Tapi, bukan pelukis juga bukan penulis, saya hanyalah Kak Lai.
Semenjak pertemuan itu, saya sedari terlalu banyak perkara yang saya janjikan. Apabila mengenangnya, sungguh, kenapa mudah benar 'dia' atau 'mereka' iyakan? Percaya benarkah kalian? Kini, saya hanya bisa menyesali lembaran-lembaran janji itu, hanya bisa untuk terus menjauh. Bagaimana andai ada lagi janji telusuri usia ini? Sungguh mungkin kematangan diri telah sampai, kalian bukan lagi sebutir pasir dulu .. kalian permata.
Seorang adik pernah hadir menemani hidup ini. Masa bersama cuma dua tiga putar bumi pada orbitnya mengelilingi suria. Kehadirannya mengingatkan saya pada insan kecil dulu, seawal kehidupan. Hakikatnya mereka adalah insan yang berbeza.
(entri ini kutujukan buat mereka-mereka yang pernah kutemui dan kutaburi janji. Maaf, aku tidak bisa meneruskan hidup seperti yang dijanjikan ketika dulu. Ternyata benarlah, semakin lama semakin lusuh memori ini tentang kita. Maaf sekali lagi, aku cuma tidak sanggup untuk nyatakannya satu-satu kepadamu. Semoga kalian dibawah perlindungan ALLAH S.W.T.)
Ulasan
Catat Ulasan