Assalamualaikum w.b.t
"Hidup mesti mau tabah".
Itulah yang sering saya ucapkan kepada mak, walaupun saya sendiri tidak pasti sama ada saya boleh atau tidak.
Itulah yang sering saya ucapkan kepada mak, walaupun saya sendiri tidak pasti sama ada saya boleh atau tidak.
Tapi, apabila berhadapan dengan Ujian ini, tidak mampu pun, saya percaya saya mampu. Ya, Dia tidak akan menguji di luar kemampuan hambaNya.
Banyak perkara yang boleh menjadi sumber inspirasi. Bukan hendak berkata tidak cukup hanya dengan kebergantungan kepada Tuhan, tetapi fitrah manusia limitnya perlukan jiwa kemanusiaan. Sebab itu, kita diciptakan bukannya hidup untuk bersendirian, meskipun pengakhirannya, kita harus sendiri. Tapi perjalanan kita sendiri, perlukan berteman, seperti mana sebelum lahirnya kita di dunia, 'kita bertemankan ibu'.
Kami cuma berdua. Tidak pernah saya mengeluh bilangan kecil keluarga kami. Ada hikmahnya. Bilangan bukan indikator untuk bahagia, ramai di luar sana sepi dalam ramai.
Berdua, sudah memadai untuk kami. Apalagi yang hendak dikeluhkan kalau untuk terus hidup ini juga terlalu besar untuk diperhitungkan?
Mungkin Allah tidak beri kami bilangan yang ramai, tapi Allah berikan ketabahan dalam hati kami. Itu ni'mat yang wajib disyukuri. Bersyukurlah.
Kehadiran insan-insan di sekeliling kita, asing atau kerabat, lama atau baru, singkat atau panjang, semuanya bisa membahagiakan dan memberi pelajaran baru untuk kita. Tidak pernah Allah tidak temukan kami dengan sesiapa, sentiasa ada yang ditemui, maka di situ patut disyukuri, sekurangnya ni'mat menghargai disedari.
Akan ada bantuanNya untuk kita. Cuma kita adakalanya terlalu mengecilkan skop, menanti apa yang dihajati. Sekadar apa yang dihadirkan, terimalah, itulah kuantiti terbaik untuk kita. Tamak itu bahaya bisa bawa kepada kepapaan untuk bersyukur.
Hari ini, jalani hidup sebaiknya, sekiranya ditakdirkan hari terakhir kita, maka ia bisa berakhir dengan sebaiknya, insyaAllah.
Ulasan
Catat Ulasan