Assalamu'alaikum dan selamat malam
Seekor anak burung belajar terbang. Saat ia sedang tekun sang hitam menerkam pantas.
Seekor kucing remaja berwarna hitam. Belalang, cicak, kupu-kupu dan kini unggas imut coklat ia hadap.
Ada mangsa dan pemangsa. Berdarah, luka badannya mangsa. Berlari, pemangsa tidak diam ia beralih tempat angkara punya tuan yang sok mengangkat nilai bernyawa dan hidup berkomuniti.
Ayuh, lepaskan gigitanmu, hitam. Lihatlah, si imut ini merupakan tetangga kita. Dulu sebelum ia lahir ke bumi ini, ibu dan ayahnya bertungkus-lumus menyiapkan sarang di bawah kamarnya mak. Bergantian ia berulang-alik mengangkut rumput kering di paruh. Ketika hujan, berjatuhan daun-daun keringnya. Dan pasangan itu bertambah-tambah usahanya, agar anak-anak lahir nanti biar tempat tinggalnya sedia, selamat dan selesa.
Kau pun akur meletakkan burung imut yang sudah pucat kaku.
Burung kecil, lihatlah lukamu ini. Bila kau besar nanti pasang kukuh di hatimu dunia tiada pernah simpati. Siapa saja bisa memburumu dan sayapmu yang luka inilah senjatamu. Terbanglah tinggi. Terbang lagi tinggi. Bukan kerna kau harus berada di atas tetapi mendiamkan mata liar dan mulut lapar.
Terbang tinggi.
Belajar terbang tinggi itu susah gampang. Susahnya kalau kau mau tinggal di awan dan gampangnya kalau kau tahu mendarat ke tanah.
Ulasan
Catat Ulasan